Setelah Kerajaan Tarumanagara pecah
dengan damai menjadi Kerajaan Sunda dan Galuh, maka suksesi kekuasaan berjalan
di masing masing kerajaan.
Suksesi di Kerajaan Sunda relative
lebih tenang. Tarusbawa mempunyai seorang putera yang wafat sebelum beliau. Namanya tidak tercatat dalam sejarah. Namun
sempat melahirkan dua orang puteri yaitu Sekar Kencana dan Mayangsari.
Sementara di Galuh, Wretikandayun
mempunyai tiga orang putera yaitu Sempak waja, Jantaka, dan Amara. Berhubung
Sempakwaja dan Jantaka mempunyai cacat pisik, maka Amara yang
dipersiapkan menjadi putera mahkota. Sementara Sempakwaja 'diberi jatah'
menjadi raja di Kerajaan Galunggung, dan Jantaka menjadi raja di Kerajaan
Denuh.
Skandal terjadi ketika diadakan
ritual bulan pertama di Galuh, yang dipimpin langsung Wretikandayun. Karena
sakit, Sempakwaja tidak bisa hadir, dan mengutus istrinya, Pohaci Rababu,
mewakili beliau. Amara yang tertarik kecantikan Rababu lupa diri dan melakukan
hubungan terlarang sampai mengandung. Mengetahui
skandal tersebut, Sempakwaja memilih bersabar dan menerima kembali kehadiran
sang istri. Ketika lahir, bayi laki laki
hasil hubungan haram tersebut diserahkan ke Galuh, dan menimbulkan kehebohan
serta rasa malu keluarga kerajaan. Amara menamainya Bratasenawa atau Sena (Sang
Salah).
Untuk menutupi skandal tersebut,
Wretikandayun menyuruh Amara meninggalkan Galuh menuju Kerajaan Kalingga di
Jawa Tengah sekarang. Di Kalingga ia dijodohkan dengan Dewi Parwati, puteri
dari Raja Kartikeyasinga dengan Maharani Sima. Dari hasil perkawinan ini, lahirlah anak
perempuan yang diberi nama Sanaha.
Saat Raja dan Ratu Kalingga wafat,
maka kerajaan di bagi dua : wilayah utara, Bumi Mataram, dan Wilayah selatan,
Sembara. Bumi Utrara diserahkan kepada pasangan Amara-Dewi Parwati. Saat Wretikandayun wafat pada usia 111 tahun,
Amara dipanggil pulang, dan dinobatkan sebagai raja dengan gelar Mandiminyak.
Sementara sang istri, Dewi Parwati tetap di Kerajaan Bumi Mataram, dan menjadi
penguasa di sana.
Anak anak Amara, Sena dan Sanaha
akhirnya dijodohkan (kawin manu). Dari pasangan itu lahir Sanjaya, pada tahun
683 M. Pada Tahun 703 M, Sanjaya dinikahkan dengan dengan Sekar Kencana, cucu
Tarus Bawa. Pada tahun 709, Amara wafat.
Dan Tragedi pun dimulai....
0 komentar:
Posting Komentar